Thema : Gembala di Hari Natal
Nats : Luk. 2:8–20
Oleh : Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th.
A.
PENDAHULUAN
Natal
selalu memiliki cerita dan makna bagi setiap manusia. Mulai dari kelompok yang
menentang peristiwa tersebut sampai pada kelompok yang sangat mengaguminya. Orang
Majus yang tidak menyembah Allah Abraham mengakui peristiwa besar itu, keahlian
mereka sebagai astrolog menuntunnya kepada Kristus yang dilahirkan di Betlehem.
Sementara para pendeta Yahudi (Imam
kepala dan ahli Taurat) yang selalu memanggil Allah Abraham di setiap doanya
dengan tegas menentangnya. Bahkan diantara kelompok yang menerima berita Natal
sebagai suatu kebenaran pun masih ada pertentang-pertentangan kecil. Ada yang
merayakan Natal mulai awal Desember, ada yang merayakannya mulai 25 Desember
bahkan ada yang merayakannya di bulan Januari. Berbicara kapan lahirnya
bukanlah hal yang prinsipil, jadi tidak ada masalah walaupun ada perbedaan.
Sebab yang terpenting bukanlah “kapan lahirnya” tapi “bahwa telah lahir”. Mari
belajar dari sikap para gembala di hari Natal.
B.
ISI
1.
Nubuatan
tentang Padang Gembala (ay. 8).
Padang
gembala bukanlah berbicara sekedar tempat memelihara domba, tetapi ini adalah
satu tempat khusus yang sudah diberitakan di dalam kitab Kejadian 35:19-21.
Ketika Rahel meninggal saat melahirkan Benyamin dan ia dikuburkan di sisi jalan
ke Efrata (Betlehem) dan Yakub mendirikan sebuah tugu dan di sebut Migdal Eder
(menara Kawanan Domba). Selanjutnya Nabi Mikha mempertegas: “Dan engkau, hai
Menara Kawanan Domba, hai Bukit puteri Sion, kepadamu akan datang dan akan kembali
pemerintahan yang dahulu, kerajaan atas puteri Yerusalem” (Mikha 4:8).
Benar bahwa ditempat itu ada pemeliharaan domba-domba pilihan yang digunakan
sebagai korban dalam upacara-upacara keagamaan Yahudi tapi sesungguhnya domba
yang paling dinantikan adalah Yesus Kristus sang “Anak Domba Allah” (Yoh.
1:29). Ini berarti bahwa Lukas tidak sembarangan dalam mencatat tentang para
gembala yang menerima berita Natal (walaupun Matius dan Markus tidak
mencatatnya).
2.
Mungkinkah
ada gembala di padang saat bulan Desember hingga Januari yang sangat dingin?
Hanya
di wilayah Israel utara biasanya salju turun dari gunung Hermon setiap musim
dingin. Sedangkan Bethelem Efrata, tempat Malaikat itu bertemu dengan para
gembala, bukan wilayah yang turunnya salju. Wilayah Israel selatan terdiri dari
gurun, karena itu pada bulan Desember suhu Betlehem sekitar 13,8°C sampai 5,5°C.
Pada suhu tertentu yang disebut titik beku, yaitu 0°C barulah salju bisa turun.
Karena itu, tidak ada salju di Betlehem, kecuali pada saat-saat tertentu turun
salju tipis kiriman dari wilayah utara. Dan pada suhu terdingin pun ternyata
para gembala dan domba masih bisa bertahan (Kej. 31: 38-40). Jadi alasan tidak
mungkin ada gembala di padang terlalu memaksakan hanya sekedar untuk menolak
berita Natal. Belum lagi kita berbicara bahwa: “bagi Allah tidak ada yang
mustahil” (Luk: 1:37). Bahwa bukan perkara sulit bagi Tuhan untuk membuat cuaca
yang baik/nyaman saat FirmanNya turun menjadi manusia.
3.
Respon
para gembala dengan berita Natal.
Jika
ada yang menolak berita Natal maka kita tidak perlu terlalu mempermasalahkannya.
Ingat perkataan Yesus: ”Biarkanlah lalang itu tumbuh bersama gandum sampai
musim penuaian tiba”(Mat. 13:30). Mari teladani respon para gembala menerima
berita Natal.
·
Menjadi
pribadi yang bertanggung jawab (ay. 8).
Menurut
catatan para peziarah kuno bahwa di Migdal Eder (menera kawanan domba) ada
sebuah gereja yang membangun kapel dengan nama Beyt/Bayt Sahur (Beyt/Bayt
berarti Bait dan Sahur berarti terjaga). Ini mengabadikan bagaimana para
gembala tetap terjaga sepanjang malam untuk menjaga domba-domba mereka dari
binatang buas dan pencuri.
·
Menjadi
pribadi yang peduli dengan orang lain (ay.15)
Para
gembala saling mengingatkan dan meneguhkan satu sama lain untuk datang kepada
Tuhan yang telah lahir di Betlehem.
·
Menjadi
pribadi yang tepat waktu (ay. 16).
Para
gembala tidak membuang-buang waktu setelah mendapat pesan dari Malaikat, mereka
langsung bergerak cepat mendapatkat Kristus yang dilahirkan.
·
Menjadi
pribadi yang suka memberitakan Firman (ay. 17-18)
Para
gembala menceritakan kepada orang banyak tentang kelahiran Yesus yang mereka
dengar dari Malaikat
·
Menjadi
pribadi yang selalu memuji dan memuliakan Allah (ay. 20).
Para
gembala kembali melakukan pekerjaannya tetapi ada perubahan, hidupnya selalu
memuji dan memuliakan Allah.
C.
KESIMPULAN
Berita
Natal menyapa semua kalangan, orang Majus (berpendidikan), Raja Herodes (kaya),
Imam kepala/ahli taurat (tokoh agama) dan para gembala (orang biasa). Bahwa
Tuhan lahir untuk semua orang adalah benar, tapi Ia hanya menjadi Juruselamat
orang-orang yang berkenan kepadaNya (ay. 14). Marilah hidup berkenan kepada
Tuhan dengan meneladani cara hidup para gembala dikala mendengar berita Natal.
Tuhan Yesus memberkati .Amin.
No comments:
Post a Comment