Saturday, April 4, 2020

GEMBALA DIHARI NATAL


Thema             : Gembala di Hari Natal
Nats                 : Luk. 2:8–20
Oleh                 : Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th.

A.       PENDAHULUAN
Natal selalu memiliki cerita dan makna bagi setiap manusia. Mulai dari kelompok yang menentang peristiwa tersebut sampai pada kelompok yang sangat mengaguminya. Orang Majus yang tidak menyembah Allah Abraham mengakui peristiwa besar itu, keahlian mereka sebagai astrolog menuntunnya kepada Kristus yang dilahirkan di Betlehem. Sementara  para pendeta Yahudi (Imam kepala dan ahli Taurat) yang selalu memanggil Allah Abraham di setiap doanya dengan tegas menentangnya. Bahkan diantara kelompok yang menerima berita Natal sebagai suatu kebenaran pun masih ada pertentang-pertentangan kecil. Ada yang merayakan Natal mulai awal Desember, ada yang merayakannya mulai 25 Desember bahkan ada yang merayakannya di bulan Januari. Berbicara kapan lahirnya bukanlah hal yang prinsipil, jadi tidak ada masalah walaupun ada perbedaan. Sebab yang terpenting bukanlah “kapan lahirnya” tapi “bahwa telah lahir”. Mari belajar dari sikap para gembala di hari Natal.
B.       ISI
1.      Nubuatan tentang Padang Gembala (ay. 8).
Padang gembala bukanlah berbicara sekedar tempat memelihara domba, tetapi ini adalah satu tempat khusus yang sudah diberitakan di dalam kitab Kejadian 35:19-21. Ketika Rahel meninggal saat melahirkan Benyamin dan ia dikuburkan di sisi jalan ke Efrata (Betlehem) dan Yakub mendirikan sebuah tugu dan di sebut Migdal Eder (menara Kawanan Domba). Selanjutnya Nabi Mikha mempertegas: “Dan engkau, hai Menara Kawanan Domba, hai Bukit puteri Sion, kepadamu akan datang dan akan kembali pemerintahan yang dahulu, kerajaan atas puteri Yerusalem” (Mikha 4:8). Benar bahwa ditempat itu ada pemeliharaan domba-domba pilihan yang digunakan sebagai korban dalam upacara-upacara keagamaan Yahudi tapi sesungguhnya domba yang paling dinantikan adalah Yesus Kristus sang “Anak Domba Allah” (Yoh. 1:29). Ini berarti bahwa Lukas tidak sembarangan dalam mencatat tentang para gembala yang menerima berita Natal (walaupun Matius dan Markus tidak mencatatnya).
2.      Mungkinkah ada gembala di padang saat bulan Desember hingga Januari yang sangat dingin?
Hanya di wilayah Israel utara biasanya salju turun dari gunung Hermon setiap musim dingin. Sedangkan Bethelem Efrata, tempat Malaikat itu bertemu dengan para gembala, bukan wilayah yang turunnya salju. Wilayah Israel selatan terdiri dari gurun, karena itu pada bulan Desember suhu Betlehem sekitar 13,8°C sampai 5,5°C. Pada suhu tertentu yang disebut titik beku, yaitu 0°C barulah salju bisa turun. Karena itu, tidak ada salju di Betlehem, kecuali pada saat-saat tertentu turun salju tipis kiriman dari wilayah utara. Dan pada suhu terdingin pun ternyata para gembala dan domba masih bisa bertahan (Kej. 31: 38-40). Jadi alasan tidak mungkin ada gembala di padang terlalu memaksakan hanya sekedar untuk menolak berita Natal. Belum lagi kita berbicara bahwa: “bagi Allah tidak ada yang mustahil” (Luk: 1:37). Bahwa bukan perkara sulit bagi Tuhan untuk membuat cuaca yang baik/nyaman saat FirmanNya turun menjadi manusia.
3.      Respon para gembala dengan berita Natal.
Jika ada yang menolak berita Natal maka kita tidak perlu terlalu mempermasalahkannya. Ingat perkataan Yesus: ”Biarkanlah lalang itu tumbuh bersama gandum sampai musim penuaian tiba”(Mat. 13:30). Mari teladani respon para gembala menerima berita Natal.
·      Menjadi pribadi yang bertanggung jawab (ay. 8).
Menurut catatan para peziarah kuno bahwa di Migdal Eder (menera kawanan domba) ada sebuah gereja yang membangun kapel dengan nama Beyt/Bayt Sahur (Beyt/Bayt berarti Bait dan Sahur berarti terjaga). Ini mengabadikan bagaimana para gembala tetap terjaga sepanjang malam untuk menjaga domba-domba mereka dari binatang buas dan pencuri.
·      Menjadi pribadi yang peduli dengan orang lain (ay.15)
Para gembala saling mengingatkan dan meneguhkan satu sama lain untuk datang kepada Tuhan yang telah lahir di Betlehem.
·      Menjadi pribadi yang tepat waktu (ay. 16).
Para gembala tidak membuang-buang waktu setelah mendapat pesan dari Malaikat, mereka langsung bergerak cepat mendapatkat Kristus yang dilahirkan.
·      Menjadi pribadi yang suka memberitakan Firman (ay. 17-18)
Para gembala menceritakan kepada orang banyak tentang kelahiran Yesus yang mereka dengar dari Malaikat
·      Menjadi pribadi yang selalu memuji dan memuliakan Allah (ay. 20).
Para gembala kembali melakukan pekerjaannya tetapi ada perubahan, hidupnya selalu memuji dan memuliakan Allah.
C.       KESIMPULAN
Berita Natal menyapa semua kalangan, orang Majus (berpendidikan), Raja Herodes (kaya), Imam kepala/ahli taurat (tokoh agama) dan para gembala (orang biasa). Bahwa Tuhan lahir untuk semua orang adalah benar, tapi Ia hanya menjadi Juruselamat orang-orang yang berkenan kepadaNya (ay. 14). Marilah hidup berkenan kepada Tuhan dengan meneladani cara hidup para gembala dikala mendengar berita Natal. Tuhan Yesus memberkati .Amin.

No comments:

Post a Comment