Thema :
Tantangan Dalam Mengikut Tuhan
Nats :
Kej. 12:1-6
Oleh :
Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th.
A.
PENDAHULUAN
Ketika kita mengambil sebuah keputusan untuk
mengikut Tuhan maka jangan pernah berpikir bahwa perjalanan hidup kita akan
bebas hambatan seperti di jalan tol. Jika kita mengikut Tuhan untuk menghindari
masalah hidup maka mungkin kita tidak akan jumpa lagi pada pertemuan ibadah
berikutnya. Tetapi jika kita mengikiut Tuhan karena kita sadar bahwa Dialah
penolong sejati dalam setiap aspek hidup kita maka kita kan tetap bersama di
dalam Tuhan sampai akhir nanti. Tidak ada
lautan yang tak bergelombang, sebab jika tak bergelombang maka pastilah bukan
lautan. Tiada kehidupan yang terlepas dari tantangan, apakah ia orang
percaya atau tidak, semuanya mengalami masalah. Namun perbedaannya adalah cara
mereka mengatasinya. Jika mereka yang tak percaya mengandalkan kekuatannya,
maka sebagai orang percaya kita berjuang bersama Tuhan. Jangan minta laut tak
bergelombang, tetapi mintalah kekuatan kepada Tuhan untuk menghadapi gelombang
tersebut sampai akhirnya kita tiba di dermaga dengan selamat sentosa.
B.
ISI
1.
Arti
Tantangan
·
Tantangan
adalah suatu situasi (keadaan) baik dari dalam atau luar yang dapat menghambat
bahkan menghentikan suatu proses yang sedang berlangsung.
·
Tantangan
mengikut Tuhan berarti suatu situasi (keadaan) baik dari dalam atau luar yang
dapat menghambat bahkan menghentikan perjalanan seseorang dalam mengikut Tuhan.
Misalnya: Isteri Lot menoleh ke belakang
sehingga menjadi tiang garam (Kej. 19:26). Mengapa ia menoleh ke belakang?
Banyak kemungkinan, tetapi salah satunya mungkin ia ingat dengan harta benda
yang ia tinggalkan di kota Sodom dan Gomora sehingga ia menoleh ke belakang.
Seharusnya ia seperti Paulus yang berkata : Aku melupakan apa yang telah di
belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang dihadapanku (Fil. 3:13)
2.
Apakah yang
menjadi tantangan dalam mengikut Tuhan?
·
Berpisah
dengan keluarga. Demi panggilan Abraham harus meninggalkan kampung halamannya
dan berpisah dengan keluarganya (Kej. 12:1). Musa pasti bergumul dengan
perasaannya saat harus pergi dari keluarganya. Bahkan di tengah perjalanan ia
harus berpisah dengan Lot (Kej. 13:9). Hal yang sama juga dialami oleh Musa
saat dipanggil Tuhan untuk memimpin umat Israel. Ia harus meninggalkan
isterinya Zipora dan anaknya Gerson.
·
Sarai tidak
bisa memiliki keturunan (Kej. 16:1a dan 2a). Sebagai sebuah keluarga setiap
orang mengharapkan kelahiran anak sebagai generasi berikutnya. Sehingga Sarai
dan Abraham sangat bergumul dengan hal ini.
·
Ketidaksabaran
menantikan keturunan (Kej. 16:2). Musa mengikuti saran Sarai sehingga sampai
hari ini keturunan Ismael (keledai liar, 16:12) selalu bangkit melawan
keturunan Ishak. Hal yang sama terjadi dengan Musa, oleh karena kemarahannya
kepada bangsa Israel ia tidak sampai di Tanah Perjanjian dan hanya sampai di
Nebo (Bil.
20:11-12)
·
Mengalami
Kesusahan. Abraham mengalami kelaparan (Kej. 12:10). Dalam hal ini Abraham
melakukan kekeliruan dengan berbohong kepada Firaun tentang Sarai isterinya
supaya ia mendapatkan harta benda dari Firaun sehingga mendatangkan malapetaka
bagi orang Mesir.
·
Mendapat
ujian iman (Kej. 22:2). Anak yang begitu lama dinantikan harus dipersembahkan
kepada Tuhan. Tetapi Abraham lulus dalam ujian tersebut dan Tuhan memberi jalan
keluar (22:12-13). Hal yang sama juga dialami oleh Ayub, segala yang ia miliki
sirna dalam sekejap. Tapi ia mampu berkata: Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil,
terpujilah Tuhan (Ayub 1:21).
3.
Sikap dalam
menghadapi tantangan dalam mengikut Tuhan.
·
Taat dengan
panggilan Tuhan (Kej. 12:4). Abraham pergi dari negerinya mengikuti panggilan
Tuhan.
·
Percaya
walaupun mustahil terjadi (Kej. 15:6). Abraham percaya akan mendapatkan
keturunan.
·
Tenang dan
berserah penuh (Kej. 22:3). Abraham tetap tenang dan berserah saat anaknya
diminta Tuhan sebagai korban bakaran.
Oleh karena ketaatan, kepercayaan
dan penyerahan diri Abraham dalam mengikut Tuhan maka ia disebut bapa orang
beriman dan olehnya seluruh bangsa mendapat berkat melalui kelahiran Kristus.
Hal yang sama juga akan terjadi di dalam hidup kita, saat kita setia menjalani
hidup dengan segala tantangan yang ada maka Tuhan akan memberi jalan keluar dan
menjadikan kita berkat bagi banyak orang.
C.
KESIMPULAN
Jangan pernah berpikir bahwa mengikut Tuhan
membuat situasi selalu indah, sebab Tuhan mengizinkan badai datang dalam
perjalanan hidup kita. Tetapi ingat bahwa yang Tuhan tidak akan pernah mengirim
badai yang melampaui kekuatan kita. Dan bahwa badai yang ia izinkan itu hanya
bertujuan untuk membentuk hidup kita menjadi semakin indah dihadapanNya.
Ingatlah bahwa kita seperti tanah liat yang tiada bernilai, tetapi ketika kita
sabar dalam menjalani proses maka kita akan menjadi sebuah bejana indah. Amin.
No comments:
Post a Comment