Saturday, April 4, 2020

MEMILIKI HIDUP YANG BERBEDA


Thema                 : Memiliki Hidup Yang Berbeda
Nats                       : Kej. 6:9
Oleh                      : Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th.
A.     PENDAHULUAN
Ketika semua orang berjalan ke arah utara, apakah kita juga akan ke berjalan ke sana? Ketika semua orang berbelok ke kiri beranikah kita sendirian ke kanan? Ketika kita tidak ikut ke utara atau kita berbelok ke kanan bukan semata supaya kita berbeda dari orang lain. Demikian juga ketika kita ikut ke utara atau ikut ke kiri bukan semata karena semua orang ke sana. Tetapi karena kita tahu bahwa disanalah kebenaran yang sejati kita temukan. Menjadi orang beragama Kristen tidaklah sama dengan menjadi pengikut Kristus. Banyak orang yang beragama Kristen tetapi cara hidupnya tidak berbeda dengan orang yang tak mengenal Tuhan. Seorang pengikut Kristus haruslah memiliki hidup yang berbeda dari orang yang tak mengenal Tuhan. Bagaimanakah hidup yang berbeda itu?

B.     ISI
1.       Arti  dan contoh memiliki hidup yang berbeda
·      Memiliki hidup yang berbeda berarti memiliki cara hidup tidak seperti orang lain pada umumnya.
·      Pada zaman Nuh semua manusia menjalankan hidup yang rusak (ay. 12), semua manusia melakukan kejahatan (ay. 5), semua manusia melakukan kekerasan (ay. 13). Tetapi Nuh memiliki hidup yang berbeda ditengah-tengah zaman yang rusak tersebut (ay. 9, 7:1).
2.       Ciri-ciri pribadi yang memiliki hidup yang berbeda
Mengapa Nuh menjadi pribadi yang berbeda pada zamannya? Karena ia memiliki hidup yang bertolak belakang dengan orang lain pada zamannya.
·      Hidup benar dihadapan Tuhan (ay. 9, 7:1)
Nuh dan keluarganya benar dihadapan Tuhan bukan karena mereka tidak pernah berbuat dosa tetapi selalu berusaha hidup berkenan kepada Allah. Sebagaimana Ayub selalu menguduskan dan mempersembahkan korban bakaran tatkala anak-anaknya selesai melakukan pesta (Ayub 1:5).
·      Tidak bercela (ay. 9)
Nuh dan keluarganya tidak bercela bukan semata di hadapan manusia tetapi dihadapan Tuhan. “sebab engkaulah yang Kulihat benar dihadapanKu..”. Banyak orang menjaga sikap, perkataan dan perbuatannya hanya dihadapan manusia agar dipandang baik.
·      Hidup bergaul dengan Allah (ay. 9)
Apa yang memampukan Nuh dan keluarganya hidup benar dan tidak bercela? Karena mereka selalu hidup bergaul dengan Allah. Paulus berkata :Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik (1 Kor. 15:33). Dengan siapa kita bergaul maka itu sangat menentukan karakter hidup kita. Ilustrasi: Burung Elang yang sudah jinak.
·      Memberitakan kebenaran (2 Pet. 2:5).
Di tengah zaman yang rusak Nuh memberitakan tentang Allah yang ia sembah. Melalui bahtera yang ia buat ia sedang menceritakan dan menyaksikan tentang Allah yang maha besar. Didengar atau tidak yang penting baginya adalah memberitakan perbuatan Allah.
·      Taat perintah Tuhan (ay. 22)
Tidak mudah bagi Nuh untuk membuat sebuah bahtera yang begitu besar tetapi mereka tetap taat dan tidak mengeluh sampai bahtera itu selesai.
3.       Tantangan untuk menjadi pribadi yang berbeda.
Dapat dipastikan bahwa Nuh mendapat tantangan ketika memiliki hidup yang berbeda.
·      Dianggap sebagai manusia sok suci. Ketika Nuh dan keluarga berusaha hidup benar dan tidak tercela dengan senantiasa hidup bergaul dengan Allah maka orang-orang sezamannya akan memandang mereka sebagai manusia aneh.
·      Dianggap sebagai manusia gila. Ketika Nuh dan keluarga membuat sebuah bahtera di pegunungan (dataran tinggi) maka jika hari itu kita ada bersama mereka mungkin kita juga ikut menilai mereka sudah tidak normal lagi. Dalam hal ini Nuh lebih beruntung dari Ayub, sebab Nuh dan keluarganya sehati. Sementara ketika Ayub mempertahankan hidup yang berbeda, isterinya pun mengutukinya.
4.       Hasil ketika memiliki hidup yang berbeda
·      Mendapat berkat jasmani.
Kehidupan Nuh dan keluarganya serta anak cucunya dipelihara oleh Tuhan (ay. 18-19, 9:1-2)
·      Mendapat berkat Rohani (hidup yang kekal)
Nuh mendapat kasih karunia dari Tuhan (ay. 8).
C.      KESIMPULAN
Dengan memiliki hidup yang berbeda mungkin kita akan berjalan sendiri. Tetapi ingatlah bahwa kebenaran tidak ditentukan oleh seberapa banyak orang yang mengikutinya. Adalah dukacita ditengah keramaian jika Tuhan tidak berkenan  sebaliknya berbahagialah dalam sepimu jika Tuhan hadir di sana. Aku ke kiri sendiri bukan semata agar berbeda dengan orang lain tetapi karena di sana Tuhan sedang berdiri menantiku untuk berjalan bersama mengarungi samudera kehidupan sampai akhir nanti. Tuhan Yesus memberkati. Amin. GBU.

No comments:

Post a Comment