Thema :
Memiliki Hidup Yang Berbeda
Nats :
Kej. 6:9
Oleh :
Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th.
A. PENDAHULUAN
Ketika semua orang berjalan ke
arah utara, apakah kita juga akan ke berjalan ke sana? Ketika semua orang
berbelok ke kiri beranikah kita sendirian ke kanan? Ketika kita tidak ikut ke
utara atau kita berbelok ke kanan bukan semata supaya kita berbeda dari orang
lain. Demikian juga ketika kita ikut ke utara atau ikut ke kiri bukan semata
karena semua orang ke sana. Tetapi karena kita tahu bahwa disanalah kebenaran
yang sejati kita temukan. Menjadi orang beragama Kristen tidaklah sama dengan
menjadi pengikut Kristus. Banyak orang yang beragama Kristen tetapi cara
hidupnya tidak berbeda dengan orang yang tak mengenal Tuhan. Seorang pengikut
Kristus haruslah memiliki hidup yang berbeda dari orang yang tak mengenal
Tuhan. Bagaimanakah hidup yang berbeda itu?
B.
ISI
1.
Arti dan contoh memiliki hidup yang berbeda
·
Memiliki
hidup yang berbeda berarti memiliki cara hidup tidak seperti orang lain pada
umumnya.
·
Pada zaman
Nuh semua manusia menjalankan hidup yang rusak (ay. 12), semua manusia
melakukan kejahatan (ay. 5), semua manusia melakukan kekerasan (ay. 13). Tetapi
Nuh memiliki hidup yang berbeda ditengah-tengah zaman yang rusak tersebut (ay.
9, 7:1).
2.
Ciri-ciri
pribadi yang memiliki hidup yang berbeda
Mengapa Nuh menjadi pribadi yang berbeda pada
zamannya? Karena ia memiliki hidup yang bertolak belakang dengan orang lain
pada zamannya.
·
Hidup benar
dihadapan Tuhan (ay. 9, 7:1)
Nuh dan keluarganya benar dihadapan Tuhan
bukan karena mereka tidak pernah berbuat dosa tetapi selalu berusaha hidup
berkenan kepada Allah. Sebagaimana Ayub selalu menguduskan dan mempersembahkan
korban bakaran tatkala anak-anaknya selesai melakukan pesta (Ayub 1:5).
·
Tidak
bercela (ay. 9)
Nuh dan keluarganya tidak bercela bukan
semata di hadapan manusia tetapi dihadapan Tuhan. “sebab engkaulah yang Kulihat
benar dihadapanKu..”. Banyak orang menjaga sikap, perkataan dan perbuatannya
hanya dihadapan manusia agar dipandang baik.
·
Hidup
bergaul dengan Allah (ay. 9)
Apa yang memampukan Nuh dan keluarganya hidup
benar dan tidak bercela? Karena mereka selalu hidup bergaul dengan Allah.
Paulus berkata :Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik (1 Kor.
15:33). Dengan siapa kita bergaul maka itu sangat menentukan karakter hidup
kita. Ilustrasi: Burung Elang yang sudah jinak.
·
Memberitakan
kebenaran (2 Pet. 2:5).
Di tengah zaman yang rusak Nuh memberitakan
tentang Allah yang ia sembah. Melalui bahtera yang ia buat ia sedang
menceritakan dan menyaksikan tentang Allah yang maha besar. Didengar atau tidak
yang penting baginya adalah memberitakan perbuatan Allah.
·
Taat
perintah Tuhan (ay. 22)
Tidak mudah bagi Nuh untuk membuat sebuah
bahtera yang begitu besar tetapi mereka tetap taat dan tidak mengeluh sampai
bahtera itu selesai.
3.
Tantangan
untuk menjadi pribadi yang berbeda.
Dapat dipastikan bahwa Nuh
mendapat tantangan ketika memiliki hidup yang berbeda.
·
Dianggap
sebagai manusia sok suci. Ketika Nuh dan keluarga berusaha hidup benar dan
tidak tercela dengan senantiasa hidup bergaul dengan Allah maka orang-orang
sezamannya akan memandang mereka sebagai manusia aneh.
·
Dianggap
sebagai manusia gila. Ketika Nuh dan keluarga membuat sebuah bahtera di
pegunungan (dataran tinggi) maka jika hari itu kita ada bersama mereka mungkin
kita juga ikut menilai mereka sudah tidak normal lagi. Dalam hal ini Nuh lebih
beruntung dari Ayub, sebab Nuh dan keluarganya sehati. Sementara ketika Ayub
mempertahankan hidup yang berbeda, isterinya pun mengutukinya.
4.
Hasil ketika
memiliki hidup yang berbeda
·
Mendapat
berkat jasmani.
Kehidupan Nuh dan keluarganya
serta anak cucunya dipelihara oleh Tuhan (ay. 18-19, 9:1-2)
·
Mendapat
berkat Rohani (hidup yang kekal)
Nuh mendapat kasih karunia dari
Tuhan (ay. 8).
C.
KESIMPULAN
Dengan memiliki hidup yang berbeda mungkin
kita akan berjalan sendiri. Tetapi ingatlah bahwa kebenaran tidak ditentukan
oleh seberapa banyak orang yang mengikutinya. Adalah dukacita ditengah
keramaian jika Tuhan tidak berkenan sebaliknya berbahagialah dalam sepimu jika
Tuhan hadir di sana. Aku ke kiri sendiri bukan semata agar berbeda dengan orang
lain tetapi karena di sana Tuhan sedang berdiri menantiku untuk berjalan bersama
mengarungi samudera kehidupan sampai akhir nanti. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
GBU.
No comments:
Post a Comment