Monday, April 30, 2018

Membangun Mezbah Keluarga


Thema             : Mengapa Membangun Mezbah Keluarga?
Nats                 : Yos. 24:15
Oleh                : Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th©.
A.    PENDAHULUAN
Sejak semula Tuhanlah yang membentuk sebuah keluarga, “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging (Kej. 2:24). Tentu Tuhan memiliki tujuan dalam membentuk sebuah keluarga. Berkeluarga adalah suatu panggilan bagi orang percaya, sehingga melalui sebuah keluarga nama Tuhan ditinggikan dan dipermuliakan. Jika berkeluarga hanya sebatas kebutuhan memiliki teman hidup atau memiliki keturunan tanpa memenuhi panggilan Tuhan maka dapat dipastikan keluarga tersebut tidak akan pernah menemukan kebahagian yang sejati. Banyak keluarga telah bertahun-tahun mengarungi rumah tangga tapi belum menemukan tujuan yang sebenarnya, mungkin juga ada diantara kita, maka biarlah hari ini kita boleh menyadari bahwa karena panggilan Tuhan dan untuk kemuliaan namaNyalah kita menjadi keluarga saat ini. Dan saat kita memuliakan nama Tuhan ditengah-tengah keluarga kita maka sadar atau tidak kita sedang membangun Mezbah Keluarga.
B.     ISI
1.      Apakah arti mezbah keluarga?
Mezbah keluarga adalah suatu momen saat sebuah keluarga secara bersama-sama menghadirkan Tuhan di tengah-tengah keluarga dan itu merupakan suatu gaya hidup bersama (Yos. 24:15).
2.      Bagaimana proses terbangunnya mezbah keluarga?
Membangun mezbah keluarga adalah suatu proses yang panjang, banyak kemungkinan yang dialami sebuah keluarga hingga terbangun sebuah mezbah keluarga yang baik.
Ø  Sejatinya memang sebuah keluarga Kristen harus dibangun oleh dua pribadi yang sepadan (2 Kor. 6:14) sehingga dari sejak awal keluarga itu dibentuk mezbah itu langsung terbangun dengan baik sebab keduanya orang percaya.  Dan ketika anak-anak lahir di tengah keluarga maka kedua orang tua juga bersama-sama mendidik anak untuk beribadah kepada Tuhan.
Ø  Sebagian keluarga mengawalinya dengan kurang seimbang, di mana hanya salah seorang di antara mereka yang rindu untuk membangun mezbah keluarga. Ini merupakan suatu pergumulan tersendiri bagi setiap pasangan jika hanya dia sendiri yang rindu untuk beribadah kepada Tuhan. Tentu bukan pilihan bagi orang percaya untuk memilih mengakhiri rumah tangga tersebut sebab tidak ada perceraian dalam keluarga Kristen (Mat. 19:6). Jadi, hal terbaik yang harus dilakukan adalah terus berdoa dan berusaha menjadi pasangan yang baik sehingga pasangan yang tidak percaya akhirnya datang kepada Tuhan (1 Pet. 3:1-2, 1 Kor. 7:14) dan anak-anak lahir dalam keluarga juga akan menjadi anak-anak yang takut akan Tuhan.
Ø  Bagaimana jika keduanya sama-sama tidak rindu datang kepada Tuhan?
Tidak jarang sebuah keluarga dibentuk tanpa kehadiran Tuhan di dalamnya, memang keluarga yang demikian rentan dengan percekcokan dan diakhiri dengan perceraian. Namun, tidak jarang juga keluarga yang demikian bisa menghadirkan mezbah dalam keluarganya. Dalam hal ini Tuhan punya cara untuk mengutus hambaNya untuk menjadi jalan bagi sebuah keluarga mengenal Tuhan. Kepala penjara di Filipi meminta Rasul Paulus untuk membaptis dia dan keluarganya dan mereka menjadi orang percaya (Kis. 16:31-34) dan dapat dipastikan setelah itu terbangunlah mezbah keluarga tersebut.
3.      Mengapa orang percaya membangun mezbah keluarga?
Ø  Karena itu peritah Tuhan sejak semula (Ul. 6:6-7)
Ø  Karena melalui mezbah kelurga akan lahir keturunan ilahi (Mal. 2:15)
Ø  Karena masalah bisa datang setiap saat ke dalam keluarga. Contoh : Ayub hidup saleh dan selalu membimbing keluarganya untuk takut akan Tuhan, dan itulah yang membuat dia sanggup bertahan dalam badai yang sangat luar biasa dan bangkit dan menjadi pemenang yang sejati.
4.      Bagaimana menjaga mezbah keluarga yang sudah terbangun?
Gedung yang dibangun berbulan-bulan bisa hancur dalam sekejap. Mezbah keluarga harus tetap dijaga agar tetap berjalan dengan baik dengan cara:
Ø  Meletakkan fondasi yang benar (Mat. 7:24). Fondasi yang benar adalah selalu mendengar dan melakukan apa kata Firman Tuhan.
Ø  Saling menjaga perasaan sebagai anggota keluarga (Suami-isteri, Ef. 5:22 dan 25; Orang tua-Anak, Ef. 6:1-2, 6:4, Kol. 3:21)
C.     KESIMPULAN
Tidak ada pilihan lain bagi keluarga Kristen selain membangun mezbah di tengah keluarganya, sebab dengan demikian perjalanan hidup keluarga akan menjadi lebih aman, tentram dan bahagia. Sebab, ibadah mengandung janji baik untuk kehidupan saat ini maupun kehidupan yang akan datang. TYM. AMIN.
Donasi Untuk Pengembangan Pelayanan. 
No. Rekening BNI : 0330445252 (Cabang Medan)
Nama : Bpk NELSON

Wujud Kasih Kepada Tuhan


Thema            : Wujud Kasih Kepada Tuhan
Nats                : Mat. 22:37
Oleh                : Ev. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th©

A.    PENDAHULUAN
Bukan merupakan hal yang sulit bagi seorang yang beragama Kristen untuk melantunkan syair-syair lagu “Kumau cinta Yesus selamanya….. “ atau “Aku mengasihi Engkau Yesus dengan segenap hatiku……”. Tetapi apakah benar orang Kristen yang melantunkan lagu-lagu itu sungguh mencintai Tuhan atau tidak? Kitalah yang paling tahu apakah kita mencintai Tuhan atau tidak, namun demikian orang lain juga bisa melihat apakah kita pibadi yang mencintai Tuhan atau hanya orang yang sekedar beragama Kristen saja.

B.     ISI
1.      Pengertian Wujud dan Wujud Kasih Kepada Tuhan
Ø  Wujud adalah sesuatu yang dapat dirasakan melalui panca indera. Ada 3 wujud di dalam ilmu ilmu Fisika yaitu gas, cair dan padat.
Ø  Wujud Kasih Kepada Tuhan adalah suatu sikap hidup sebagai bukti bahwa seseorang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan. Sebagaimana wujud dalam ilmu Fisika, wujud kasih kepada Tuhan juga dapat dilihat dalam 3 bentuk yaitu hati/akal budi, perkataan dan perbuatan.
2.      Wujud Kasih kepada Tuhan
Ø  Hati/akal budi yang mengasihi Tuhan.
Hati dan akal budi (pikiran) adalah sesuatu yang tidak terlihat, tetapi apa yang ada di dalamnya akan terlihat kemudian dari apa yang dikatakan dan diperbuat. “Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya." (Luk. 6:45)
Ketika manusia jatuh ke dalam dosa maka hati dan akal budinya ikut rusak, tetapi kertika Kristus hadir maka disucikan kembali sehingga dapat mengasihi Tuhan. “Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni “ (Ibr. 10:22). Bagaimanakah hati/akal budi yang mengasihi Tuhan?
1.      Hati yang selalu dipenuhi kasih.
Contoh: Orang Samaria (Luk. 10:33) “ Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan”.
2.      Hati yang tidak menuruti keinginan duniawi.
“Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat ( Lukas 21:34)
3.      Hati yang selalu tertuju kepada Tuhan.
“Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia”.(Kolose 3:23).
4.      Akal budi yang selalu berpegang kepada Firman Tuhan.
“Hanya, TUHAN kiranya memberikan kepadamu akal budi dan pengertian dan membuat engkau menjadi pemegang perintah atas Israel, supaya engkau memelihara Taurat TUHAN, Allahmu”. (1 Taw. 22:12).
Ø  Perkataan yang mengasihi Tuhan.
Seseorang berkata “Mulutnya aja yang kasar ini, tetapi hatinya baik kok”. Hati yang baik tidak akan membenarkan mulut yang kasar, sebab yang terucap dari mulut dating dari hati (Luk. 6:45). Bagaimanakah perkataan yang mengasihi Tuhan?
1.      Perkataan yang membangun orang lain.
“Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia” (Ef. 4:29).
2.      Perkataan yang penuh kasih
“Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang”. (Kol. 4:6)
3.      Perkataan yang disertai pujian, baik pujian kepada manusia terlebih kepada Tuhan.
“dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani…”. (Ef. 5:19).
Ø  Perbuatan yang mengasihi Tuhan
Perbuatan adalah wujud yang paling nyata apakah seseorang mengasihi Tuhan atau tidak. Kesaksian terbaik sebagai orang Kristen bukanlah sebanyak apa firman Tuhan yang kita pikirkan dan perkatakan tetapi sejauh mana kita menghidupinya dan semua itu terlihat dari apa yang kita lakukan (perbuat) sehari-hari. Bagaimanakah perbuatan yang mengasihi Tuhan? Paulus berkata dalam Fil. 1:27a “Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus”. Tanpa penjelasan lebih jauhpun kita sudah tahu bagaimana hidup yang berpadanan dengan Injil Kristus. Namun secara praktis dapat kita lihat pada beberapa tokoh sebagai berikut:
1.      Kain dan Habel melakukan perbuatan yang sama yaitu memberi persembahan tetapi dengan sikap hati yang berbeda (Kej. 4:3-6).
2.      Marta dan Maria melakukan perbuatan yang baik, tetapi Maria tahu mana yang terbaik yaitu duduk dekat Tuhan Yesus dan mendengarkan firman yang disampaikan (Luk. 11:38).
3.      Timotius dan Euthikus melakukan hal yang sama yaitu mendengar khotbah Paulus tetapi dengan sikap yang berbeda, Timotius serius sementara Euthikus ngantuk karena duduk dekat jendela (Kis. 20:9).
4.      Rut dan Orpa mengalami masalah yang sama yaitu kehilangan suami, tetapi memiliki sikap yang berbeda. Orpa meninggalkan Naomi mertuanya dan kembali kepada bangsanya (Moab, penyembah berhala) tetapi Rut memilih tetap bersama Naomi dan meyembah Allahnya Naomi (Rut 1:14-16).
5.      Petrus dan Yudas melakuakan hal yang sama yaitu menghianati Tuhan Yesus (menjual dan menyangkal) tetapi sikapnya berbeda. Petrus menyesal dan mohon ampun sehingga dipakai Tuhan dengan luar biasa tetapi Yudas menyesal dan mengakhiri hidupnya.
6.      Sarah dan Hana memiliki masalah yang sama yaitu tidak memiliki katurunan, tetapi memiliki sikap yang berbeda. Sarah mengambil jalan pintas tetapi Hana tetap menanti pertolongan Tuhan dengan terus berdoa (1 Sam. 1:10-12).

C.    KESIMPULAN
Aku mengasihi Engkau Yesus
Dengan segenap hatiku
Aku mengasihi Engkau Yesus
Dengan segenap jiwaku

Kurenungkan FirmanMu siang dan malam
Kupegang p’rintahMu dan kulakukan
Engkau tahu ya Tuhan tujuan hidupku
Hanyalah untuk menyenangkan hatiMu.

Donasi Untuk Pengembangan Pelayanan. 
No. Rekening BNI : 0330445252 (Cabang Medan)
Nama : Bpk NELSON

Melayani Kristus


Thema                        : Melayani Kristus
Nats                : 2 Tim. 4:5
Oleh                : Ev. Nelson Sembiring, S. Pd.

A.        PENDAHULUAN
Sebuah lirik lagu berbunyi “Memberi pelayanan dengan rela itulah panggilan Tuhanmu, memberi pelayanan dengan rela itulah panggilan bagimu”. Ketika kita menyanyikan lagu ini maka kita sedang menyatakan diri kita adalah seorang pelayan/hamba Tuhan. Tetapi tidak sedikit juga orang yang memiliki pemahaman bahwa hamba Tuhan adalah mereka yang memiliki gelar pendeta, penginjil, penatua, diaken, dll. serta memiliki gelar di bidang teologi (S. Th., M. Th dan D. Th). Sementara Alkitab sendiri mencatat bahwa hamba Tuhan adalah mereka yang mau dan rela menerima kehendak Tuhan dalam hidupnya. Maria berkata: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." (Luk. 1:38a). Apakah Maria seorang pendeta atau penatua? Apakah dia memiliki gelar teologi? Kalau ia tentu Alkitab mencatatnya. Tetapi Alkitab hanya mencatat bahwa Maria adalah kerabat dari Elisabet dan Imam Zhakaria. Jadi, hamba Tuhan bukanlah orang yang memiliki gelar dari gereja dan bukan juga orang yang memiliki title pendidikan teologi, tetapi mereka yang menyerahkan hidupnya untuk dipakai Tuhan.

B.        ISI
1.      Mengapakah kita melayani Kristus?
a.       Karena Tuhan Yesus telah melakukannya terlebih dahulu (Mat. 20:28). Sebagai pengikut Kristus maka kita harus meneladaniNya.
b.      Karena kita sudah dipanggil dari kegelapan kepada terangNya (1 Pet. 2:9). Sebagai orang yang sudah dipanggil maka kita harus memberitakan perbuatan-perbuatanNya yang ajaib kepada dunia ini.
2.      Sikap dalam melayani Kristus.
Tidak dapat dipungkiri ada orang yang melakukan suatu pelayanan bukan karena merupakan suatu panggilan tetapi karena motivasi lain. Misalnya:
a.       Karena materi. Ada orang melakukan pelayanan (pemberitaan Injil, dll) untuk mencari keuntungan (2 Kor. 2:17).
b.      Karena ingin dipuji atau supaya dilihat orang (Ef. 6:6).
Oleh karena itu, kita juga harus senantiasa menyelidiki hati kita, agar benar-benar motivasi kita murni dalam melayani Tuhan (2 Tim. 1:3).
Bagaimanakah sikap (karakter) seorang pelayan Kristus?
a.       Rendah hati (KPR 20:19a). Banyak orang susah datang kepada Tuhan karena melihat seorang pelayan yang tidak memiliki sikap rendah hati (sombong). Sehingga seorang Gandhi pernah berkata:"Saya tidak pernah menolak Kristus. Saya suka Kristus Anda. Tapi saya tidak suka dengan orang Kristen seperti Anda."
b.      Rela berkorban (KPR 2:19b). Seorang pelayan Kristus seharusnya memberiakn hidupnya (waktu, tenaga, pikiran, materi, dll) untuk melakukan tugas pelayanan.
c.       Dapat dipercaya (1 Kor. 4:2). Seorang pelayan Tuhan harus dapat dipercaya ketika diberi tanggung jawab dalam suatu pelayanan.
d.      Berfokus kepada Allah (Gal. 1:10, Ef. 6:6). Seorang pelayan Kristus tidak akan memikirkan dia berkenan kepada manusia tetapi kepada Allah. Jika memungkinkan memang adalah baik berkenan kepada Allah dan manusia, tetapi untuk hidup benar sering sekali kita berseberangan dengan orang-orang di sekitar kita.
e.       Menjadi teladan bagi orang lain (2 Tim. 2:24-25).  Dalam Matius 5:13-16 orang percaya dikatakan sebagai garam dan terang dunia yang senantiasa memberi rasa dan menerangi orang lain.

C.         KESIMPULAN
Menjadi seorang pelayan Kristus bukan suatu pekerjaan tetapi suatu panggilan bagi orang percaya, sehingga tidak memiliki batas waktu sampai kapan dikerjakan. Pastinya sampai batas akhir kehidupan kita di dunia ini kita harus tetap melayani Tuhan terlebih saat kita masih diberikan Tuhan kekuatan untu melakukannya. Sehingga tepat sekali yang dikatakan oleh pujian “Hidup ini adalah kesempatan, hidup ini untuk melayani Tuhan”. Tuhan Yesus memberkati. AMIN.

Kunci Menuju Kehidupan Kristen Yang Menang


Thema             : Kunci Menuju Kehidupan Kristen Yang Menang
Nats                 : Amsal 16 : 32
Oleh                : Ev. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th©.        

A.    PENDAHULUAN
Menjadi orang yang beragama Kristen tidak sama dengan menjadi pengikut Kristus. Secara identitas yang tertulis keduanya memang sama, tetapi dalam banyak hal keduanya sangat berbeda. Bagi kebanyakan orang yang hanya sekedar beragama Kristen memiliki anggapan bahwa dunia ini hanyalah sebuah panggung untuk menunjukkan siapa dirinya, apa yang ia miliki, apa yang akan ia capai, dll. Sehingga bagi mereka tidak ada kunci yang salah untuk menggapai semua yang mereka inginkan sebab fokus mereka adalah tujuan tanpa pernah memikirkan baik buruknya cara memperolehnya. Tetapi bagi seorang pengikut Kristus, dunia ini merupakan sebuah panggung perjuangan untuk menyatakan kemuliaan Tuhan. Sehingga saat memperoleh keberhasilan ia akan mengatakan semua karena Tuhan dan saat kegagalan yang datang ia tetap bisa berkata senua ini terjadi karena seizing Tuhan. Sebab bagi dia proses dan hasil merupakan dua hal yang sangat penting dalam sebuah perjuangan. Sebuah kemenangan tanpa perjuangan bukanlah kemenangan sejati. Jika hari ini kita bisa merasakan suatu kemenangan (keselamatan dalam Kristus) maka itu juga merupakan sebuah perjuangan/pengorbanan yang tidak ternilai dari Tuhan Yesus. Dan kita sebagai pengikut Kristus juga harus memiliki kunci yang benar dalam menggapai suatu kemenangan dalam hidup.

B.     ISI
Ketika sebuah kunci yang tidak tepat di gunakan untuk membuka sebuah gembok maka akibatnya kunci, gembok bahkan keduanya akan rusak. Selain rusak maka akan membutuhkan waktu dan energi yang sangat banyak sementara tidak ada jaminan pintu akan terbuka. Demikian juga di dalam hidup ini, saat kita memakai cara yang tidak tepat maka kita akan mengalami banyak sekali masalah. Oleh karena itu, mari kita memakai cara Tuhan dengan berkata: Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.
1.      Kunci menggapai suatu kemenangan.
a.       Sabar: suatu sikap yang dimiliki oleh orang yang berakal budi (Ams. 19:11) dan orang yang memiliki pengertian yang besar (14:29). Dan sikap ini harus dimiliki oleh seorang Hamba Tuhan (2 Tim. 2:24). Ciri-ciri orang sabar:
·      Menjauhi perbanthan/kemarahan (Amsal 15:18; Ef. 4:26)
·      Membalas kesalahan orang lain dengan kebaikan (1 Kor. 4:12b)
·      Memiliki kasih ((1 Kor. 13:4a)
·      Tidak sombong/rendah hati (Ef. 4:2a)
·      Penuh dengan pengampunan (Kol. 3 :13)
b.      Menguasai diri: suatu sikap mengendalikan seluruh aspek kehidupan kita (Yak. 3:2). Ciri-ciri orang yang menguasai diri:
·      Selalu berpikir sederhana dengan beriman (Rm. 12:3)
·      Mau mendengar nasihat (Tit. 12:3)
·      Menunaikan tugas/pelayanan yang dipercayakan (2 Tim. 4:5)
·      Tenang dalam segala situasi (1 Pet. 4:7b)
·      Selalu melatih diri hidup sesuai Injil (1 Kor. 9:27)
·      Taat (1 Pet. 1:14)
2.      Apa kemenangan yang kita peroleh?
·      Masa depan yang baik. Yusuf telah membuktikan bahwa sikap sabar dan selalu menguasai diri  mengikuti rencana Tuhan mengantarkan dia kepada masa depan yang sangat baik.
·      Melihat karya Tuhan yang ajaib. Ayub telah membuktikan bahwa sikap sabar dan selalu menguasai diri mengantarkan dia untuk melihat karya Tuhan yang ajaib memulihkan hidupnya.

C.    KESIMPULAN
Pemenang yang sejati tidak semata dilihat dari hasil yang di peroleh tetapi lebih kepada kunci yang ia gunakan dalam memperoleh hasil tersebut. Walaupun dunia menggunakan segala kunci tanpa memandang baik buruknya, tetapi sebagai pengikut Kristus harus memiliki kunci yang standarnya adalah Firman Tuhan sehingga kemenangan yang kita capai mendatangkan sukacita dan kebahagiaan baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

Hidup Diantara 2 Pilihan


                                                            Thema            : Hidup Diantara 2 Pilihan
                                                            Nats                : Yos. 24: 15
                                                            Oleh                : Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th.

A.      PENDAHULUAN
Hidup adalah suatu pilihan, setidaknya selalu ada dua (mungkin lebih) hal yang menjadi pilihan dalam hidup ini. Tentu tidak akan sulit jika kita disuruh memilih sehat atau sakit, kaya atau miskin, madu atau racun tetapi menjadi sulit jika seorang ibu disuruh memilih “dimadu atau diracun”. Hal yang sama juga dalam kehidupan rohani kita, banyak orang salah di dalam memilih siapa yang ia ikuti. Ada juga benar dalam pilihannya tapi tidak konsisten dalam menjalaninya. Yudas Iskariot telah memilih yang baik di awal tetapi mengakhirinya dengan tidak baik. Sebaliknya Yunus memulainya dengan buruk tetapi mengahirinya dengan baik. Bagaimana dengan kita sekalian? Marilah kita memilih yang benar dan konsisten dengan pilihan kita tersebut, jika karena pilihanmu yang benar engkau menjadi sendiri dan dianggap asing itulah bahagiamu. Sebab kebenaran bukan bericara seberapa banyak orang yang mengatakan itu benar tetapi seberapa besar dampak yang ia timbulkan dikemudian hari. Yesus juga sendiri ketika berdoa dan ditangkap di Taman Getsemani, tetapi kesendirianNya tidak pernah mengubah kebenaran itu, sebab Dialah jalan dan kebenaran dan kehidupan itu sendiri sehingga hari ini kita bisa melihat dampaknya, lebih dari setengah penduduk dunia beragama Kristen walaupun tidak semuanya benar-benar hidup sebagai Kristen yang sejati.  

B.      ISI
1.      Pilihlah Allah yang benar (Yos. 24:15).
·   Mengapa harus dipilih? Sebab kita tidak bisa mengabdi kepada 2 Tuan (Mat. 6:24), sebab banyak allah yang tidak benar (berhala: sesuatu yang di luar Allah yang posisinya melebihi Allah di dalam hidup kita)
·   Bagaimana kalau salah pilih? Jika salah pilih nama kita tidak tercatat dalam kita kehidupan (Why. 20:15). Pilih Tuhan dicatat dalam Kitab Kehidupan pilih mamon dicatat dalam kitab Mormon (The Book Of Mormon).
·         Contoh yang benar: Yosua, Orang Majus, Daniel, dkk.
·         Contoh yang salah: Yudas.

2.      Pilihlah pekerjaan yang benar. Pekerjaan yang benar adalah pekerjaan yang membuat kita semakain hidup maju di dalam Tuhan.
·     Mengapa harus dipilih? Sebab banyak pekerjaan yang membuat kita menjadi tidak setia kepada Tuhan.
·          Bagaimana kalau salah pilih? Kita menjadi hamba uang (1 Tim. 6:10)
·         Contoh yang benar: Lidia dari Tiatira (Kis. 16:14), Nehemia (Neh. 5:14).
·        Contoh yang salah: Ananias dan Safira (Kis. 5:2), Angkot 104 (Ora et Labora, Basado Tuhani, KasihNya seperti sungai, dll) tapi hari minggu dari jam 05.00-24.00 WIB narik terus.

3.      Pilih teman Hidup yang benar (bagi yang belum) dan menjadi koreksi (bagi yang sudah) apakah sudah benar yang kupilih ini? Kalapun tidak bukan untuk ditukar tetapi untuk didoakan.
·         Mengapa harus dipilih? Sebab tidak boleh lebih dari satu (Kej. 2:21-22). Karena tidak boleh dibatalkan setelah dipilih (Mat. 19:16).
·         Bagaimana kalau salah pilih? Takkan pernah bisa bersatu menikmati hidup (2 Kor. 6:14) bahkan mengalami penderitaan (Hak. 1: 21). Sebab sesama orang percayapun terkadang banyak masalah, apalagi salah satunya bukan orang percaya.
·         Contoh yang benar : Boas memilih Rut (Rut 3:11, 4:13)
·         Contoh yang salah :  Simson (Hak. 14:2-3, 16:1, 4)

C.      KESIMPULAN
Pilihan yang kita tentukan saat ini akan membawa kita kepada suatu kehidupan di masa yang akan datang, baik masa-masa selama kita menjalaninya di dunia ini terlebih kehidupan yang takkan pernag berakhir lagi setelah kita meninggalkan dunia ini. Jadi, pilihlah yang terbaik selama kita masi ada waktu, seban akan tiba waktunya kita tidak dapat lagi memilih. Tuhan Yesus memberkati. AMIN.