Nats : Filipi 3:20
Oleh : Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd.,
M. Th.
A.
PENDAHULUAN
Tentu
setiap manusia yang hidup sangat mengharapkan memiliki satu tempat tinggal
(rumah) selama ia hidup di tengah dunia. Tetapi tidak jarang juga ada orang
yang selama hidupnya tinggal di sebuah rumah kontrakan.Pertanyaannya: seberapa pentingkah
status rumah yang kita tempati selama hidup di dunia? Jika kita memandang secara
duniawi, maka memiliki rumah sendiri sangatlah penting sebab itu menjadi salah satu
ukuran kesuksesan seseorang. Tetapi jika kita memandang dari aspek kerohanian maka
saat kita tinggal di rumah sendiri atau di kontrakan memilik inilai yang sama.
Sebab tidak jarang orang yang tinggal di kontrakan kehidupannya lebih damai dan
bahagia daripada orang yang tinggal di rumah sendiri. Lebih dari itu, bahwa secara
rohani semua orang yang tinggal di dunia ini “sedang mengontrak”, sebab semua akan
meninggalkan dunia ini dan menuju suatu tempat yang kekal. Jadi, sangat tepat jika
sebuah pujian mengatakan “Hidup ini adalah kesempatan”.Dan kesempatan itu hanya
sekali selama kita hidup di dunia ini.
B.
ISI
1.
Apakah
arti “Hidup adalah kontrakan”?
a.
Hidup
di dunia harus berakhir/memiliki batas (Ibr. 9:27).
Hanya
waktu, cara dan tempatnya yang tidak kita ketahui tetapi yang pasti semua orang
akan mengalaminya.
b.
Hidup
di dunia ini hanya sesaat (Yak. 4:14). Lama atau tidak adalah sesuatu yang
relatif. Tetapi berapa pun umur kita adalah sesuatu yang singkat jika dibandingkan
dengan kehidupan yang kekal di sorga.
c.
Hidup
di dunia adalah seperti seorang pendatang (Ibr. 11:13). Seorang pendatang tidak
akan pernah tinggal untuk menetap selamanya. Ia akan kembali ke tanah asalnya/tanah
airnya (Ibr. 11:15-16).
2.
Bagaimana
Menyikapi Hidup Yang Adalah Kontrakan ini?
Sering kita mendengar pernyataan“
Hidup hanya sekali, jadi nikmatilah hidup yang singkat ini”. Tentu penyataan ini
lebih sering di konotasikan secara negatif, sebab pernyataan ini sering sekali muncul
dari kalangan orang-orang yang tidak percaya. Pastilah maksud mereka menikmati hidup
adalah dengan hidup sesuka hati mereka, yang penting membuat mereka merasa
enjoy. Tetapi, jika dimaknai secara positif maka orang percaya tidak salah memiliki
pernyataan yang sama, bahwa karena memang benar hidup hanya sekali maka harus dinikmati
dalam persekutuan dengan Tuhan. Sikap orang percaya dalam hidup yang singkat di
dunia ini adalah:
a.
Memastikan
tiket keselamatan sudah diterima (Yoh. 1:12). Keselamatan kita terima bukan nanti
atau besok setelah kita meninggalkan dunia tapi hari ini saat kita masih hidup
di dunia.
b.
Tetap
mengerjakan keselamatan yang sudah diterima (Fil. 2:12). Bukti bahwa kita pemilik
tiket keselamatan adalah dengan senantiasa berusaha hidup sepadan dengan Injil Kristus.
c.
Menikmati
penderitaan sebagai bagian dari berkat Allah (Fil. 1:29). Bukti kita pemilik tiket
keselamatan adalah saat kita mampu menikmati penderitaan sebagai berkat dari
Allah.
d.
Menjadi
rekan sekerja Allah (1 Kor. 3:9). Orang yang telah menerima tiket keselamatan akan
selalu rindu di pakai oleh Tuhan sebagai rekan sekerjaNya untuk memperluas kerajaanNya
di tengah-tengah dunia ini.
e.
Setia
sampai akhir (Why. 2:10). Banyak orang mengawalinya dengan baik tetapi tidak menerima
mahkota, bahkan lebih mirisnya tidak menerima keselamatan. Jika pada akhirnya ada
orang yang mengingkari imannya maka sesungguhnya ia tidak pernah menerima tiket
keselamatan itu.
C.
KESIMPULAN
Tuhan
tidak pernah menyuruh kita untuk mempersiapkan rumah yang mewah di
tengah-tengah dunia ini sebab Ia sudah menetapkan bahwa semuanya akan berakhir.
Tuhan menyuruh kita untuk selalu siap sedia setiap saat agar kapan pun waktu itu
datang kita sudah memiliki satu tempat di KerajaanNya. Dan yang pasti DIA tidak
akan pernah mewariskan kerajaanNya kepada seseorang yang tidak Ia akui sebagai anakNya.
Dan yang menjadi anakNya bukanlah mereka yang berteriak-teriak memanggil nama Tuhan,
tetapi mereka yang melakukan kehendak Bapa di Sorga. TuhanYesus memberkati.Amin.
No comments:
Post a Comment