Sunday, April 29, 2018

Menjadi Pribadi Yang Konsisten


Thema                 : Menjadi Pribadi Yang Konsisten
Nats                       : Ester 4 : 16
Oleh                      : Ev. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th©.

A.     PENDAHULUAN
Pernyataan Ester yang berbunyi : “kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati" bukanlah suatu pernyataan konyol seperti yang juga sering diungkapkan oleh orang-orang tertentu dalam menghadapi masalah. Tetapi pernyataan Ester tersebut adalah suatu pernyataan yang menggambarkan bahwa Ester adalah pribadi yang konsisten dalam mengambil suatu keputusan yang sulit dalam situasi terjepit. Sebagai seorang yang sangat dekat dengan tampuk kekuasaan yang menjanjikan kehidupan yang bergelimang harta Ester bisa saja memilih untuk tidak ambil pusing dengan masalah yang dihadapi oleh bangsa Israel yang akan dimusnahkan oleh Raja Ahasyweros melalui Haman. Sebab dalam perjalanannya menjadi seorang Ratu di Kerajaan Persia, bangsa Israel tidak memiliki andil, sebagaimana yang sering di alamai oleh para politisi bangsa ini. Tetapi rasa cinta kepada bangsanya membuat dia konsisten untuk mempertaruhkan hidupnya. Hal yang sama juga kita lihat pada diri seorang Ahok, walaupun akhir dari sikap konsistennya mengantarkan dia ke balik jeruji. Tetapi, apa yang dilakukan oleh Ester dan juga Ahok telah menjadi inspirasi bagi banyak orang dan sejarah telah mencatatnya.

B.     ISI
1.       Arti konsisten
·      Dalam KBBI konsisten artinya tetap (tidak berubah-ubah); selaras/sesuai perkataan dengan perbuatan.
·      Menurut Alkitab:
Ø  Berketetapan (Dan. 1:8). Daniel berketetapan untuk tidak memakan santapan raja.
Ø  Memiliki prinsip (motto).
v  Ayub : TUHAN yang memberi TUHAN yang mengambil, terpujilah TUHAN (Ay. 1:21).
v  Daniel, dkk : Jika Tuhan sanggup melepaskan kami biarlah Ia melepaskan kami, andaipun tidak kami tidak akan menyembah patung itu (Dan. 3:16-17)
v  Yusuf : Bagaimana mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah? (Kej. 39:9)
v  Ester : Kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati (Est. 4:16)
v  Jika ya, katakan ya. Jika tidak katakana tidak (Mat. 5:37)
2.       Mengapa banyak orang Kristen yang gagal konsiten?
·      Karena masih mengarahkan hati kepada berhala.
Memang orang Kristen tidak lagi menyembah patung, tetapi sering lebih fokus kepada hal lain yang bukan Allah untuk mendapatkan kenyamanan dan kebahagian.
Ø  Ananias dan Safira memberhalakan uang (Kis. 5:3)
Ø  Memberhalakan pekerjaan. Daniel, dkk tidak pernah takut kehilangan pekerjaan sebagai pegawai raja Nebukadnezar dan Darius.
Ø  Memberhalakan jabatan. Ester tidak pernah takut kehilangan jabatannya sebagai ratu di kerajaan Ahasyweros. Hal yang sama kita lihat pada sosok Ahok yang tidak pernah takut kehilangan jabatan.
·      Karena beribadah tanpa menyembah Allah.
Sejatinya orang yang beribadah hatinya tertuju kepada Allah. Tetapi banyak orang Kristen beribadah tanpa menyembah Allah.
Ø  Hati kita tertuju kepada harta dunia (Mat. 6:21)
Ø  Lebih fokus dengan ajaran manusia (Mat. 15:9)
Ø  Ibadah hanya sebatas kebutuhan bersosialisasi.
·      Karena menempatkan akal melampaui iman.
Seorang tokoh mengatakan : ” Aku tidak berusaha mengerti agar percaya, tetapi aku percaya agar mengerti.” Peryataan ini tentu bertentangan dengan banyak pernyataan orang Kristen yang suka berkata “tidak masuk akal”. Kita percaya kalau Adam diciptakan Tuhan dari debu, kita juga percaya bahwa Yesus lahir tanpa seorang ayah. Tetapi mengapa kita sulit untuk percaya kalau Tuhan akan menyembuhkan penyakit kita, memberkati usaha kita, memberikan masa depan kepada anak-anak kita. Sehingga ketidakpercayaan kita membuat kita tidak konsisten mengikut Tuhan. Jadi mengikut Tuhan bukan tidak masuk akal tetapi melampaui akal kita artinya kita harus memposisikan akal kita sebagai pelayan iman, sehingga benarlah yang dikatakan dalam Mat. 22:37.

C.      PENUTUP
Menjadi pribadi yang konsisten adalah suatu proses selama kita menjalani kehidupan yang Tuhan izinkan untuk kita jalani. Tetapi semua tidak terlepas dari respon kita terhadap kebenaran firman Tuhan. Semakin kita mengutamakan perkara-perkara rohani (berdoa, membaca firman, beribadah, bersyukur, dll) maka kita akan semakin menjadi pribadi yang konsisten dan demikian juga sebaliknya. Mari kita terus belajar menjadi pribadi yang konsisten. Tuhan Yesus memberkati. AMIN.

No comments:

Post a Comment